Masa Penjajahan Jepang di Indonesia

smp1pringapus.sch.id. Masa penjajahan Jepang di Indonesia mulai tanggal 14 Februari 1942, Jepang menyerang Indonesia dan segera menguasai Sumatera Selatan. Kedatangan Jepang pada umumnya diterima dengan penuh semangat. Rakyat percaya bahwa Jepang datang untuk memerdekakan, dan Jepang mengizinkan rakyat mengibarkan bendera nasional Indonesia merah putih, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang terlarang oleh Belanda.

Jepang Memenjarakan Orang Indonesia

Enam bulan setelah kedatangannya, Jepang memenjarakan semua penduduk Belanda dan sebagian besar orang Indo yang pro terhadap Belanda.

Jepang juga mengambil orang Indonesia untuk mengisi bangku pemerintahan militer karena beberapa alasan di atas..

Pergerakan 3 A

Pada tanggal 29 April 1942, Jepang membentuk Pergerakan Tiga A. Jepang memperkenalkan dan mempropagandakan semboyan dan semangat Jepang: “Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia”.

Pergerakan itu bertujuan mengupulkan dukungan untuk peran Jepang dan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Nusantara dikuras habis bahan makanannya, minyak dan kinanya. Jepang juga mengganti bahasa Beanda menjadi bahasa Jepang.

Jepang Tidak Mendapat Dukungan Lagi

Dalam waktu beberapa bulan Jepang menyadari bahwa mereka sudah tidak lagi medapat dukungan dari rakyat Indonesia. Mengetahui hal ini Jepang mulai merubah kebijakan politiknya.

Jepang mendekati pemimpin nasionalis (Soekarno, Hatta, dan Sjahrir). Jepang membebaskan Soekarno dari pembuangannya di Bengkulu.

Kerjasama dengan Jepang

Soekarno dan Hatta harus bekerja secara resmi dengan Jepang, sementara Sjahrir sambil tetap mengadakan kontak dengan mereka, ia juga memimpin perlawanan di bawah tanah.

Janji Jepang

Dengan maksud mendapat dukungan dari Sekarno, Hatta, dan pemimpin nasionalis yang berpengaruh lainnya untuk tujuan perang mereka, orang Jepang berjanji tidak lama lagi akan memberi Indonesia suatu pemerintahan sendiri, dan mengizinkan berdirinya suatu organisasi yang mencakup semua pada tanggal 9 Maret 1943, yaitu Poesat Tenaga Rakyat atau kemudian dienal sebagai Poetra.

Dibawah perlindungan Poetra, terbentuk  sejumah organisasi yang sepenuhnya untuk melumpuhkan tujuan-tujuan perang Jepang.

Hei Ho

Organisasi yang pertama, Hei Ho, terdiri dari pekerja paksa Indonesia atau Romusha. Pada bulan September 1944, terbentuklah organisai paling penting oleh Poetra, yaitu Tentera Pembela Tanah Air atau lebih terkenal sebagai Peta.

Seinedan

Jepang juga melatih organisasi yang tidak berada di bawah Poetra. Mereka memperoleh indoktrinasi politik  dan sekedar latihan militer. Organisasi yang pertama, Seinedan, terbentuk pada akhir tahun 1942 sebagai suatu organisasi pemuda massa yang terutama berpangkal pada desa.

Pada tahun 1943, terbentuk Gakutotai, suatu organisasi yang beranggotakan para pelajar dari kelas tujuh hingga sekolah menengah atas.

Djawa Hokokai

Menjelang akhir tahun 1943, Jepang menyadari bahwa Poetra lebih memenuhi tujuan pergerakan kebangsaan Indonesia daripada tujuan perang Jepang. Karena alasan tersebut Poetra bubar. 11 Maret 1944, kedudukan Poetra terganti oleh Perhimpoenan Kebaktian Rakyat atau Djawa Hokokai.

Djawa Hokokai berkembang di bawah pengawasan ketat Jepang. Organisasi ini tidak mendapat banyak dukungan rakyat.

Jepang Mencari Dukungan Ulama

Untuk mencari dukungan rakyat, Jepang mendekati para kyai. Mereka mendapat kehormatan dan kedudukan khusus. Usaha ini bertujuan agar para kyai mendukung propaganda untuk meningkatkan perlawanan terhadap sekutu dengan dalih melawan orang kafir yang memperbudak penduduk Muslim di Indonesia.

Menjelang akhir tahun 1943 Jepang membentuk organisasi Islam yang membawahi semua organisasi non politik yang ada. Namun, tujuan Jepang di atas tidak terealisasi dengan baik, hampir semua ulama tidak sudi jadi alat Jepang.

Organisasi Bawah Tanah pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia

Banyak kaum nasionalis yang bekerja melalui saluran-saluran bawah tanah untuk memenuhi tujuan akhirnya. Semula, organisasi bawah tanah anti-Jepang yang paling besar adalah Amir Sjarifuddin.

Namun, organisasi ini tidak berjalan dengan mulus. Beberapa tokohnya tertangkap dan dipaksa untuk mengungkapkan tokoh-tokoh lain yang bergabung. Bahkan, Amir Sjarifuddin hampir kena hukuman mati, berkat Soekarno hukuman berubah menjadi hukuman seumur hidup.

Gerakan bawah tanah yang akhirnya berkembang menjadi kekuatan terbesar adalah oleh Soetan Sjahrir. Gerakan ini mengembangkan cabang-cabang di Jakarta (Batavia), Cirebon, Garut, Semarang, dan Surabaya.

Persatuan Mahasiswa

Kelompok selanjutnya, Persatoean Mahasiswa yang terdiri dari para mahasiswa di Jakrta, terutama dari Fakultas Kedokteran. Pada pertengahan tahun 1942, kelompok ini mengorganisir suatu pemogokan protes yang luas di kalangan semua mahasiswa.

Sikap mereka yang terus menentang dan mengkritik Jepang secara terbuka dan terang-terangan, banyak berjasa menyebarkan semangat revolusioner anti Jepang.

Kelompok Nasionalis pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia

Kekuatan gerakan bawah tanah selanjutnya dan kurang luas oleh Sukarni. Karena tokoh-tokoh dalam organisasi ini ikut bekerja dalam badan propaganda jepang, Sendenbu, kelompok ini tidak sepenuhnya dipercaya oleh organisasi lain, meskipun tidak lama kemudian inti kelompok ini melepaskan semua ikatan dengan Sendenbu.

Masih banyak kelompok kecil pemuda terpelajar dan mahasiswa yang membentuk kelompok-kelompok belajar, seperti pimpinan Mohammad Natsir dan Sjarifuddin Prawiranegara. Kelompok-kelompok tersebut sangat berjasa dalam menyebarkan ide-ide nasionalis anti-Jepang.

PETA

Tujuan utama beberapa gerakan tanah di atas adalah merembes ke dalam Peta dan ke dalam organisasi-organisai pemuda oleh Jepang. Tujuan perembasan itu adalah untuk sebanyak mungkin memegang kendali di dalam unit-unit semua organisasi itu lewat para pemegang posisi kunci yang dapat dipercaya, dan menggiring anggotanya ke arah anti-Jepang dan pro-Sekutu, terutama untuk menyiapkan merek bangkit melawan Jepang.

Semua kelompok itu sangat berhasil dalam usaha mereka merembes dan menindoktrinasi unit-unit Peta.

Baca juga:

Materi IPS Kelas IX Semester I K13: Perdagangan Internasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *